Sambut Tahun Baru 1434 H Dengan Cara Islami

'Mengusap' anak yatim sebenarnya bahasa tersirat, yang artinya sebagai umat muslim kita harus memberi santunan dan bantuan kepada mereka. Jakarta, Aktual.co — Tak lama lagi umat muslim merayakan Tahun Baru Islam 1434 Hijriah. Apakah anda tahu bahwa di bulan Muharam ini menjadi bulan kesenangan bagi setiap anak-anak Islam? Selama tanggal 1 - 10 Muharam, sebagai umat Islam, kita dianjurkan memberikan sedekah kepada anak yatim piatu. Ya, di bulan Muharam identik dengan lebaran anak yatim. Mengapa? Karena di bulan ini ada anjuran untuk mengusap seorang anak yatim pada tanggal 10 Muharam yang dikenal sebagai Asyura. 'Mengusap' anak yatim sebenarnya bahasa tersirat, yang artinya sebagai umat muslim kita harus memberi santunan dan bantuan kepada mereka. Tahun Baru Islam tentunya berbeda dengan Tahun Baru Masehi. Cara merayakannya pun berbeda. Hendaknya, bagi umat muslim sisihkan uang demi menyantuni anak yatim piatu, ajarkan juga kepada anak Anda untuk berbuat kebaikan. Tak hanya bersikap baik kepada anak yatim piatu, namun bagi para orangtua juga wajib menyenangkan anak-anak Anda dengan tidak memarahi, membentak, dan membuat hati mereka bersedih. Seperti diriwayatkan Rasul SAW, kita dianjurkan menyayangi anak yatim, dan lebih menyayangi mereka pada tanggal 10 Muharam (Asyura). Rasul juga menganjurkan kita untuk menjamu serta bersedekah pada 10 Muharam. Bukan hanya pada anak yatim, tapi keluarga, anak, istri, suami dan orang-orang terdekat, karena itu sunnah Rasulullah SAW dan pembuka keberkahan hingga setahun penuh. (Faidhul qadir juz 6 hal 235-236). Ada banyak hadis tentang anak yatim yang bisa Anda jadikan rujukan untuk meningkatkan keyakinan terhadap amalan tersebut. Salah satunya yaitu hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas r.a, bahwa Rasulullah pernah bersabda; "Dan barangsiapa yang membelaikan tangannya pada kepala anak yatim di hari Asyuro, maka Allah Ta’ala mengangkat derajat orang tersebut untuk untuk satu helai rambut satu derajat. Dan barangsiapa memberikan (makan dan minum) untuk berbuka bagi orang mukmin pada malam Asyuro, maka orang tersebut seperti memberikan makanan kepada seluruh umat Muhammad SAW dalam keadaan kenyang semuanya." Lalu, haramkah berpesta untuk merayakan Tahun Baru Islam? Tentunya, Tahun Baru 1434 Hijriah harus disambut dengan cara Islami. Berpesta pora di dalam ajaran Islam justru harus dihindari. Bagi generasi muda Islam, hendaknya lebih mencintai Tahun Baru Hijriah ketimbang Tahun Baru Masehi. Dalam Islam tidak boleh meniru ritual atau meniru tata cara umat agama lain. Islam punya aturan sendiri, namun tidak boleh ditambah-tambahi karena bisa menjadi bid’ah. Itu sebabnya sebagian ulama selalu berbeda pendapat dalam merayakan Tahun Baru Hijriyah. Sebagian ulama menyatakan tidak ada ritual dan doa-doa khusus terkait perayaan Tahun Baru Hijriah, seperti mengadakan zikir pun tidak ada ketentuannya. Namun kembali lagi dari niatnya yang harus islami. Jika niatnya untuk beribadah, mendekatkan diri kepada Sang Pencipta (Allah SWT) tentunya boleh kapan dan di mana saja. Selamat menyambut Tahun Baru 1434 Hijriah. Tapi, ingat dengan cara Islami ya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

View Visitors

free counters

Kotak Sms

Make Widget
KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia